agama naturalis

Agama Naturalis
Dalam perkembangannya agama Hindu dan Budha dikenal dengan agama yang naturalis dimana dalam agama Hindu diajarkan kepada pemeluknya untuk menghormati kehidupan alam sekitar dan sedangkan untuk agama Budha menganggap bahwa kekuatan alam bukan berasal dari alam itu sendiri akan tetapi dari renkarnsi, jadi adama budha mengenal akan bahwa seorang yang sudah meninggal akan renkarnasi atau hidup kembali.
Didalam beberapa agama-agama yang ada menganggap bahwa Tuhan itu tidak dapat dikenali ini yang terdapat dalam agama Yahudi, untuk agama Nasrani sendiri menganggap bahwa Tuhan mereka itu dapat dikenali. Dalam Islam sendiri Tuhan yang kita sembah dapat dikenali dengan Asmaul Husna. Diantara agama-agama tersebut semua meyakini ada kekuatan supernatural atau sebuah keyakinan akan sifat dualisme dibalik kekuatan alam.
Dan dimana dalam menjalani solusi permasalahan yang dihadapi tiap seseorang dalam keyakinan agama hampir mirip dan memiliki kesamaan.
Yahudi sendiri memandang dalam solusi hidup ini dipandang keadilan, dalam agama hindu sendiri menyebutkan dalam mencari solusi harus menyatu dengan alam karena alam memiliki kekuatan, budha memandang dalam mencari solusi harus mencari dan meminimalisir apa yang dingini, Islam dan nasrani sendiri hampir mirip diagama nasrani hanya kasih sayang saja sedangkan diagama Islam sendiri itu adanya Ar-rohman dan Ar-rohim yaitu keadilan dan kasih sayang dimana dalam agam Islam itu sudah terkandung makna yang nyata yaitu dimana agama Islam adalah agama yang damai, cinta kasih, dan penuh rohmat.
Terkait dengan pengetahuan Islam Rasulullah sendiri menjadi rujukan kebenaran dimana dimasa hidupnya menjadi Uswahtun Hasanah bahkan akhlak beliau telah tertulis dalam Al-Qur’an, sepeninggalnya Rasul, rasul sendiri memberikan dua wasiat yaitu Al-Qur’an dan As-Sunah. Sehinggan ketika beliau wafat dalam banyak beragam bacaan Al-Qur’an sehinggan banyak versi dalam teknik membaca Al-Qur’an atau yang lebih dikenal dengan Qiro’ah Sab’ah, tidak hanya itu ketika beliau wafat banyaknya versi tulisan Al-Qur’an yang beredar diarab, dalam hal ini pada massa Khalifah Utsman Bin Affan semua Al-Qur’an yang beredar ditangan masyarakat arab pada massa itu, dan Utsmanpun melakukan penyeragamaan tulisan Al-Qur’an ini memerintahkan kepada ajudannya untuk mengumpulkan atau menarik semua Al-Qur’an untuk diganti dengan diseragamkaan semua tulisan. Ini memerintahkan Zaid Bin Tsabit untuk menulis Al-Qur’an. Sehinggan dari zaman khalifah Utsman bin Affan hingga sekarang yang berada diDunia adalah Al-Qur’an dengan versi Utsama atau dikenal dengan mushaf Ustmani.
Terkait dengan sejarah Ulumul Qur’an merupakan cabang dari ulumuddin, dan ulumuddin itu sendiri terbagi menjadi dua macam yang pertama furu’ atau ilah (cabang) alat atau furuk ilmu yang dipelajari yaitu nawu shorof dan selanjutnya adalah ushuul (pokok) diantara pokok dari ushuul itu sendiri terdapat fiqh, kalam dan tasawuf dalam tasawuf ini terdapat naif dan mafir sehingga butuh sikap kritis ditengah-tengah antara keduanya. Tidak sama hal pentingnya dengan tafsir karena dalam ilmu Al-Qur’an selain ada ilmu tajwid akan tetapi untuk mengetahui makna tiap kalimat atau ayat perlu adanya tafsir ini, dalam tafsir sendiri ada beberapa metode diantaranya tahlily (berdasarkan urutan ayat) diantara yang termasuk metode ini 1. Tafsir bi al Ma’tsur 2. Tafsir bi al-Ra’y 3. Tafsir al-Shufy 4. Tafsir al-Fiqhi 5. Tafsiral-Falsafy 6. Tafsir al-‘Ilmy dan tafsir al-Adaby al-Ijtima’y. Metode yang kedua yaitu dengan Ijmaly (menafsirkan ayat Al-Qur’an dengan singkat dan dilakukan dengan ayat demi ayat). Metode yang ketiga dengan Muqorin (membandingkan ayat dengan ayat atau ayat dengan hadis) yang terakhir dengan Mawdhu’y (menghimpun seluruh ayat-ayat Al-Qur’an yang membahas suatu thema atau masalah dan mengarahkan kepada suatu pengertian dan satu tujuan). Dalam perkembangannya ulumuddin ini memnculkan beberapa madzhab diantaranya madzhab Hanafi, Hambali, Maliki dan Syafi’i

0 komentar: